Manusia terbaik di jagat raya, seorang kekasih Allah pun tak sadarkan diri. Budak beliau, Zaid, menggendong beliau di punggunya dan melairak diri. Mereka masih menimpuki dan Zaid berlari secepat mungkin. Dia berlari sekuat tenaga dan akhirnya kelelahan. Begitu banyak darah mengalir. Dia menggendong Rasulullah dan berlari.
Dia akhirnya sampai di sebuah kebun. Kebun siapa? Kebun musuh bebuyutan Rasulullah s.a.w dari Mekkah. Utbah bin Rabi'ah. Siapakah Utbah? Dialah yang memegang bendera di perang Badar. Dan di perang Badar, dia juga kepala pasukan Quraisy. Ini adalah kebunnya. Tapi Zaid tidak dapat menemukan tempat lain. Dia pun masuk ke dalamnya. Dan dia membaringkan Rasulullah di antara pepohonan anggur. Utbah adalah musuh bebuyutan Rasulullah s.a.w, tapi ketika melihat kondisi beliau, hatinya pun tersayat-sayat.
Dia berseru sedih, "Apa yang dilakukan penduduk Taif kepada Muhammad?" Celaka! Seorang musuh pun berduka untuk Rasulullah tapi kita tidak berduka untuk beliau. Kita tidak menghargai air mata beliau sama sekali. Utbah begitu emosional sampai-sampai dia memetik anggur-anggur dan menyajikannya di sebuah nampan. Tapi ketika dia ingin memberikannya kepada Rasulullah, dia merasa malu dan segan. Kemudian dia memanggil Addas, budaknya, dan memintanya, "Berikan anggur ini pada pria yang terluka itu." Lalu dia memohon pada beliau agar tidak menolaknya karena masih ada hubungan kesukuan antara mereka.
Ini kesempatan emas bagi Utbah untuk membunuh Muhammad s.a.w karena sudah dari dulu dia mencari kesempatan ini. Tapi bayangkan kondisi Rasulullah sehingga bahkan seorang musuh meneteskan air mata. Addas datang dan menyajikan anggurnya. Rasulullah mengambil anggurnya untuk dimakan, dan mengucap bismillah. Addas takjub, "Penduduk disini tidak pernah mengucapkan itu. " Beliau bertanya, "Darimana asalmu?" Dia berkata, "Aku dari Ninwa." Rasulullah berkata, "Itu kota saudaraku, Yunus. Yunus a.s " Addas dengan takjub bertanya, "Bagaimana kau bisa mengenal Yunus?" Rasulullah menjawab, "Aku seorang Rasul Allah dan seorang nabi juga." Addas langsung menunduk untuk mengecup kaki Rasulullah dan masuk Islam. Rasulullah pun lupa dengan lukanya karena begitu senang. Dan cara Rasulullah memohon pada Allah tidak bisa diungkapkan kata-kata, sungguh sangat mengharukan.
"Ya Tuhanku! Aku mengadu kepada-Mu! Aku mengadu kepada-Mu! Kepada siapa Engkau menyerahkan diriku ini? Kepada siapa Engkau menyerahkan diriku ini? Kepada kaum yang kejam yang membuatku seperti ini. Engkau Maha Kuasa, Engkau tahu duka dan kesedihanku." Do'anya sangat menyentuh sehingga ketujuh langit dan Arsy berguncang. Jibril seketika turun ke bumi bersama malaikat penjaga gunung, siap menerima perintah dari Rasulullah. "Jika kau mau, aku bisa menimpakan gunung pada mereka." Tapi beliau nabi pembawa rahmat, nabi pembawa rahmat, nabi pembawa rahmat,
Celaka! Kalian bahkan tidak berkasih sayang pada sesama. Kita terpecah sehingga bahkan tidak mengucap salam pada sesama. Kita bahkan tidak saling mengajak untuk shalat. Pergilah ke Pakistan dan lihatlah Muslim saling membenci saudaranya. Umat siapa ini? Islam macam apa ini?
Thansk to Ust. Maulana Tariq Jameel & Lampu Islam
0 Response to "Ketika Musuh Rasulullah Menangis Melihat Beliau"
Post a Comment