Habib Umar al Hafidz Doakan Muslimin Indonesia, Ajak Pilih Pemimpin Bertakwa

Ulama asal Tarim Yaman, Habib Umar Bin Hafidz memberikan nasehat berkaitan dengan rencana Aksi Bela Islam tanggal 4 November 2016 di Jakarta.

“Telah sampai kepada kami banyak pertanyaan dari masyarakat Indonesia.  Apakah kami sebaiknya turut serta berdemonstrasi ataukah tidak ?

Pada dasarnya segala sesuatu yang tidak dilarang oleh syariat dan tidak melanggar peraturan pemerintah yang berlaku, – dalam urusan berdemonstrasi maupun tidak – pada semua hal tersebut haruslah mengikuti ketentuan syariat dan aturan pemerintah yang berlaku di negara tersebut. Demikian sehingga tidak menimbulkan dampak negatif kepada agama maupun negara yang menimbulkan perpecahan serta permusuhan diantara sesama umat Islam,” demikian disampaikan Ulama keturunan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam ke-39 yang bernasab ke Fatimah Az-Zahra binti Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassallam ini menyampaikan hal penting terkait Aksi Bela Islam sebagaimana tausyiah yang diambil dalam Tablig Akbar Muharram 1438 H Majlis Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam yang berlangsung di Masjid Istiqlal, Senin (31/10/2016) malam dan diterjemahkan oleh Forum Al Wafa Bi ‘Ahdillah Indonesia – PP Anwarut Taufiq Sisir Batu Malang.

Menurut beliau, demonstrasi di Indonesia telah dijamin oleh undang-undang, maka hendaknya dilakukan dengan cara yang damai yang tidak menimbulkan kehancuran dan kerusakan.

Maka, umat Islam wajib bersepakat untuk  mengagungkan syiar-syiar Allah dan ayat-ayat-Nya. Dan umat Islam berada dalam sebuah agama yg mengajarkan agar tidak mencaci sesembahan orang kafir agar orang kafir tidak membalas dengan mencaci Allah Yang Maha Benar.

“Mereka yang memutuskan ikut berdemonstrasi tidak boleh  melakukan penganiayaan terhadap orang lain. Baik anak kecil maupun orang dewasa. Atau merusak sesuatu yang tidak boleh dirusak. Sebagaimana tidak diperkenankan juga untuk mencaci orang-orang yang tidak ikut berdemonstrasi.”

Adapun orang-orang yang tidak berdemonstrasi juga tidak diperbolehkan mencaci orang yang berdemonstrasi.

Dan hendaklah kedua belah pihak menyadari bahwa mereka mempunyai prinsip dan landasan yang sama. Hanya saja cara mengungkapkannya berbeda. Karena memiliki pandangan dan pertimbangan yang berbeda.

Sebagaimana juga tidak diperbolehkan bagi pemerintah untuk mengekang kebebasan rakyatnya dalam mengekspresikan aspirasi mereka dengan menggunakan kekerasan tanpa alasan yang benar. Atau menyakiti orang yang berdemonstrasi tersebut.

Begitu pula tidak diperbolehkan bagi mereka yang berdemonstrasi untuk saling menyakiti diantara mereka. Ataupun menghujat pihak pemerintah. Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wata’ala dalam Surat al Baqarah Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.

“Dan kami sampaikan kepada mereka yang keluar berdemonstrasi, apabila demontrasi tersebut menimbulkan kebencian dan permusuhan diantara sesama umat Islam,  serta memunculkan cacian terhadap orang yang tidak berdemonstrasi dan berprasangka buruk terhadap agama mereka tanpa bukti nyata, maka lebih baik bagi kalian untuk tidak keluar berdemonstrasi demi menjaga kebaikan kaum Muslimin sehingga tidak menimbulkan  keburukan dan penistaan.”

Bagi mereka yang tidak turut berdemonstrasi dan mencaci orang-orang yang berdemonstrasi sehingga menimbulkan permusuhan, perpecahan dan pertengkaran  diantara kaum Muslimin, maka lebih baik bagi kalian untuk turut berdemonstrasi tanpa mencaci orang lain dan tidak  menimbulkan dampak buruk.

Habib Umar menyampaikan yang turut berdemonstrasi dengan cara yang santun dan damai serta tidak menimbulkan permusuhan dan penistaan.

“Bagimu ijtihadmu dan niatmu, dan semua itu kembalinya kepada Allah Subhanahu Wata’ala.”

Habib Umar juga menyinggung agar memilih pemimpin yang bertakwa pada Allah.

“Apabila telah datang giliranmu untuk memilih pemimpin, hendaklah engkau tidak memilih pemimpin kecuali orang yang bertakwa kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Sebab hak pilihmu adalah amanat.

Apabila tampak bagimu bahwa diantara para kandidat ada orang yang bertakwa kepada Allah maka pilihlah dia.

Namun apabila engkau ragu, maka mintalah pendapat kepada orang yang engkau percayai dari orang-orang yang berilmu dan punya rasa takut kepada Allah, “ ujarnya.

Selanjutnya, ulama yang menggunakan kaca-mata itu mengajak pemerintah dan partai untuk taat kepada Allah.

“Kami mengajak semua partai dan semua pemerintahan dan rakyat hanya kepada Allah,” ujarnya.


Sumber : hidayatullah.com

0 Response to "Habib Umar al Hafidz Doakan Muslimin Indonesia, Ajak Pilih Pemimpin Bertakwa"

Post a Comment